Biasanya untuk menjaga makanan tahan lama dan tidak ada mikroba perusak dan pembusuk digunakan bahan pengawet dengan tujuan bisa membunuh kuman. Para pembuat makanan ini mengawetka produk mereka, hal ini karena daya tahan kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak. Dengan pengawetan makanan bisa disimpan berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri Seperti penambahan kalium nitrit agar olahan daging tampak berwarna merah segar.
Efek cara kerja pengawetan dalam membunuh kuman biasanya bereaksi dengan protein dan bakteri, jamur dan virus, tentunya akan berdampak pada protein yang ada dalam tubuh manusia. Untuk itu harus sesuai dengan kadar ambang batas yang sudah ditentukan. Hampir semua produk makanan atau minuman kemasan mengandung bahan ini, kecuali masyrakat suku pedalaman yang masih hidup dari berburu dan bercocok tanam, hampir semua orang pernah mengkonsumsi pengawet baik dari minuman atau makanan kemasan. Ada suatu bahan pengawet yang bisa menyebabkan keracunan seketika namun ada pengawet yang efeknya baru dirasakan dalam jangka waktu yang lama.
Secara garis besar, pengawet dibedakan menjadi dua kelas: food grade dan non food grade. Pengawet food grade bisanya digolongkan sebagai generally recognized as safe (GRAS). Dalam bahasa sehari-hari, jenis pengawet ini kadang disebut pengawet makanan yang diizinkan, contohnya adalah natrium benzoat, kalium sorbat, propionate, sulfur dioksida, bisulfit, metabisulfit, nitrat, nitrit dan parahidroksi benzoate. Sedangkan kelompok pengawet non food grade disebut pengawet yang tidak diizinkan untuk bahan makanan, misalnya formalin, boraks, nitrofurazon, salisilat, klorat dan dulcin. Sesuai kelompoknya pengawet non food grade sama sekali tidak boleh digunakan didalam makanan dan minuman apapun tujuannya. Tahu tidak boleh menggunakan formalin bakso tak boleh berisi boraks, yang boleh dipakai hanya pengawet food grade itupun harus mengikuti aturan mengenai takaran maksimal.
Berikut tips aman memilih makanan olahan atau dalam kemasan:
-Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari wrna aslinya. Snack, kerupuk, mie, eskrim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkina telah ditambah zat pewarna yang tidak aman, demikian juga dengan warna pada daging sapi olahan yanag warnanya tetap merah, sama dengan daging segarnya.
-Jangan lupa juga cicipi rasanya. Biasanya lidah kita cukup jeli membedakan makanan mana yang aman dan tidak aman. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar.
-Perhatikan juga kualitas makanan tersebut, apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan.
-Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya.
-Kalaupun hendam membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar di BPOM yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.